Ditengah kenaikan harga minyak dan tekanan ekonomi yang melanda seluruh ujung bumi, sebuah survey menunjukkan bahwa kebahagiaan yang dirasakan oleh orang-orang diseluruh penjuru dunia meningkat.
Masyarakat di kebanyakan negara di seluruh dunia lebih bahagia belakangan ini, demikian data baru yang disiarkan, Senin, oleh World Values Survey (WVS) --yang berpusat di University of Michigan (UM).
Data dari perwakilan survei nasional yang dilaksanakan dari 1981 hingga 2007 memperlihatkan indeks kebahagiaan naik dalam jumlah yang sangat besar di negara yang diteliti, tulis WVS seperti dilaporkan Xinhua.
Rangkaian angket 2007 menyusun daftar 97 negara yang memiliki 90 persen penduduk dunia. Hasilnya memperlihatkan bahwa Denmark adalah negara paling bahagia di dunia dan Zimbabwe adalah negara yang paling tidak bahagia. Amerika Serikat berada posisi ke-16 dalam daftar setelah Selandia Baru.
Selama 26 tahun terakhir, WVS telah menanyai lebih dari 350.000 orang mengenai seberapa bahagia kah mereka, dengan menggunakan dua pertanyaan yang sama.
"Mengingat semua keadaan, apakah anda mengatakan bahwa anda sangat bahagia, agak bahagia, tidak terlalu bahagia, tidak bahagia sama sekali? Dan dengan mempertimbangkan semua keadaan, seberapa bahagia kah anda dengan hidup anda selama ini?"
Para peneliti, setelah mengumpulkan jawaban atas kedua pertanyaan itu, membuat indeks kesejahataan subjektif yang mencerminkan kondisi bahagia dan kepuasan pada kehidupan secara umum.
Di 52 negara tempat serangkaian waktu dasar tersedia --yang mencakup rata-rata 17 tahun-- indeks itu naik di 40 negara dan merosot di hanya 12 negara. Persentase rata-rata orang yang mengatakan mereka "sangat bahagia" naik hampir tujuh angka.
"Ini adalah temuan yang mengejutkan," kata ilmuwan politik UM Ronald Inglehart, yang memimpin survei tersebut. "Banyak kalangan percaya bahwa hampir tidak mungkin untuk mengangkat seluruh tingkat kebahagian di satu negara."
Yang sama pentingnya dengan kenyataan bahwa kebahagiaan naik ialah penyebabnya. Dalam beberapa dasawarsa belakangan, negara berpenghasilan rendah seperti India dan China telah mengalami angka pertumbuhan ekonomi yang tak pernah terjadi sebelumnya, puluhan negara berpenghasilan menengah telah menjadi demokratis dan telah terjadi kenaikan tajam kesamaan jenis kelamin dan toleransi terhadap masyarakat etnik dan kaum homoseksual serta lesbian di negara maju, kata jajak pendapat itu.
Sebagai contoh, Ingglehart menunjuk kepada norma toleransi sosial dan sistem politik yang demokratis di Denmark, Islandia, Swiss, Belanda dan Kanada -- semuanya termasuk dalam 10 negara paling bahagia di dunia.
Kebahagiaan dan sukacita sejati bukanlah sesuatu yang berasal dari apa yang ada diluar seseorang, baik itu materi ataupun keadaan dan situasi tertentu. Sukacita dan kebahagiaan sejati adalah sukacita yang dikaruniakan oleh Tuhan. Seperti yang dituliskan dalam Mazmur 4:8, "Engkau telah memberikan sukacita kepadaku, lebih banyak dari pada mereka ketika mereka kelimpahan gandum dan anggur." Dalam ayat ini jelas tertulis, bahwa sukacita dan kebahagiaan yang dari Tuhan melebihi sukacita dan kebahagiaan karena apapun.
Sumber : Antara/VM